SEBAB-SEBAB MENDAPAT AMPUNAN ALLAH SWT DI BULAN RAMADHAN
SEBAB-SEBAB AMPUNAN DI
BULAN RAMADHAN
Dalam bulan Ramadhan,
banyak sekali sebab-sebab turunnya ampunan. Di antara sebab-sebab itu adalah:
1.sholat berjamaah,
Diriwayatkan dalam
hadits marfu’ dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali:
(( مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ صَحِيْحًا مُسْلِمًا، فَصَامَ
نَهَارَهُ وَصَلَّى وِرْدًا مِنْ لَيْلِهِ وَغَضَّ بَصَرَهُ وَحَفِظَ فَرْجَهُ
وَلِسَانَهُ وَيَدَهُ وَحَافَظَ عَلَى صَلاَتَهُ فِيْ الجَمَاعَةِ وَبَكَّرَ إِلَى
جُمُعِهِ فَقَدْ صَامَ الشَّهْرَ، وَاسْتَكْمَلَ الأَجْرَ، وَأَدْرَكَ لَيْلَةَ
القَدْرِ، وَفَازَ بِجَائِزَةِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى )) قَالَ أَبُوْ
جَعْفَر: (( جَائِزَةٌ لاَ تُشْبِهُ جَوَائِزَ الأُمَرَاءِ )) رواه ابن أبي
الدنيا.
“Barangsiapa mendapati
Ramadhan dalam keadaan sehat dan sebagai orang muslim, lalu puasa pada siang
harinya dan melakukan shalat pada sebagian malamnya, juga menundukkan
pandangannya, menjaga kemaluan, lisan dan tangannya, dan menjaga shalatnya
secara berjamaah dan bersegera berangkat untuk shalat jum’at, sungguh ia telah
puasa sebulan penuh, menerima pahala yang sempurna, mendapatkan Lailatul Qadar
serta beruntung dengan hadiah dari Tuhan Yang Maha Tinggi.” Abu Ja’far berkata:
Hadiah yang tidak serupa dengan hadiah-hadiah para penguasa.” (HR. Ibnu
Abi Dunya).
2. Melakukan puasa di
bulan ini. Rasulullah r bersabda:
((مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)) متفق عليه.
“Barangsiapa berpuasa
Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq alaih).
3. Melakukan shalaat
tarawih dan tahajjud di dalamnya. Rasulullah r bersabda:
(( مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)) متفق عليه.
“Barangsiapa
melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu .”(Muttafaq alaih).
4. Melakukan shalat dan
ibadah di malam Lailatul Qadar. Yaitu pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Ia adalah malam yang penuh berkah, yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur’anul Karim. Dan pada malam itu pula dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah. Rasulullah r bersabda:
((وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ )) متفق عليه.
“Barangsiapa
melakukan shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap
pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
.”(Muttafaq alaih).
5. Memberi ifthar
(makanan untuk berbuka) kepada orang yang berpuasa. Rasulullah r bersabda:
((وَمَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقَ
رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ)) رواه ابن خزيمة والبيهقي وغيرهما.
“Barangsiapa yang di
dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu
menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya, dan pembebasan dirinya dari api
neraka.” ( HR. Ibnu Khuzaimah ([1]),
Al-Baihaqi dan lalinnya).
Puasa dan sedekah bila
dikerjakan bersamaan termasuk sebab masuk surga. Dinyatakan dalam hadits Ali t,
bahwa Nabi r bersabda:
(( إِنَّ فِيْ الجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظُهُوْرُهَا مِنْ
بُطُوْنِهَا، وَبُطُوْنُهَا مِنْ ظُهُوْرِهَا )) قَالُوْا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ
الله؟ قَالَ: (( لِمَنْ طَيَّبَ الكَلاَمَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ
الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ )) رواه أحمد وابن حبان
والبيهقي.
“Sungguh di surga
terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan
bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Sahabat bertanya: untuk siapakah
ruangan-ruangan itu ya Rasulullah? Jawab beliau: “untuk siapa saja yang berkata
baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam ketika orang-orang dalam
keadaan tidur.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Baihaqi).
Puasa dan sedekah bila
dikerjakan bersama-sama lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari
api neraka Jahannam, terutama jika ditambah lagi shalat malam. Dinyatakan dalam
sebuah hadis bahwa Nabi r bersabda:
(( الصِّيَامُ جُنَّةُ أَحَدِكُمْ مِنَ النَّارِ، كَجُنَّتِهِ مِنَ
القِتَالِ ))
“Puasa itu merupakan
perisai bagi seseorang dari api neraka sebagaimana perisai dalam
peperangan ([1]).”
Diriwayatkan pula oleh
Ahmad dari Abi Hurairah bahwa Nabi r bersabda:
(( الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَحِصْنٌ حَصِيْنٌ مِنَ النَّارِ ))
Dan dalam hadits Mu’adz
t Rasulullah r bersabda:
(( الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الماَءُ
النَّارَ وَقِيَامُ الرَّجُلِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ ))
“Sedekah dan shalat
seseorang di tengah malam dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan
api ([3]).”
Maksudnya shalat malam
dapat pula mengahapuskan dosa.
Dalam puasa, tentu
terdapat kekeliruan serta kekurangan. Dan puasa dapat menghapuskan dosa-dosa
dengan syarat menjaga diri dari apa yang mesti dijaga. Padahal kebanyakan puasa
yang dilakukan kebanyakan orang tidak terpenuhi dalam puasanya itu penjagaan
yang semestinya. Dan dengan sedekah kekurangan dan kekeliruan yang terjadi
dapat terlengkapi. Karena itu pada akhir Ramadhan, diwajibkan membayar zakat
fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuatan
keji.
6. Beristighfar. Meminta ampunan serta berdoa ketika dalam keadaan
puasa, berbuka dan ketika makan sahur. Doa orang puasa adalah mustajab
(dikabulkan), baik ketika dalam keadaan puasa ataupun ketika berbuka. Allah
memerintahkan agar kita berdoa dan Dia menjamin mengabulkannya. Allah
berfirman:
“Dan Tuhanmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkannya untukmu.” (Ghafir: 60).
Dan dalam sebuah hadits
disebutkan:
(( ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ، -وَذَكَرَ مِنْهُمْ-
الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ )) رواه الإمام أحمد والترمذي والنسائي وابن ماجة.
“Ada tiga macam orang
yang tidak ditolak doanya; di antaranya disebutkan, “orang yang berpuasa hingga
ia berbuka.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).”
Karena itu hendaknya
setiap muslim memperbanyak dzikir, do’a dan istighfar di setiap waktu, terutama
pada bulan Ramadhan. Ketika sedang berpuasa, berbuka dan ketika sahur, di saat
Allah turun di akhir malam. Nabi r bersabda:
(( يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ
إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ فَيَقُوْلُ
مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيهُ، مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِر لَهُ )) رواه مسلم.
“Tuhan Yang Maha Suci
dan Maha Tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, yaitu ketika masih
berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berfirman: “Barangsiapa berdoa
kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa memohon kepada-Ku niscaya
Aku memberinya dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku
mengampuninya.” (HR. Muslim).
Seorang hamba senantiasa butuh kepada ampunan Allah. Karena
dirinya senantiasa berbalut dosa pada siang dan malam hari. Sedangkan dosa
penyebab kerasnya hati, kegalauan, kesulitan dan datangnya berbagai musibah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam hadits
qudsi,
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-hambaKu sesungguhnya kalian semua melakukan
kesalahan di waktu malam dan siang, sedangkan Aku mengampuni segala dosa
semuanya, maka mintalah ampun kalian semua padaKu niscaya Aku ampuni kalian.”
(HR. Muslim)
Ini merupakan bukti bahwa hamba itu butuh kepada Rabb-nya. Dan
istighfar ikrar ubudiyah dan ketundukan hamba kepada-Nya.
Allah telah memuji para hamba-Nya yang gemar beristighfar,
terutama pada waktu-waktu mulia dan istimewa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang
hamba-hamba-Nya yang shalih,
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”
(QS. Ali Imran: 17)
Imam Ibnu Katsir berkata tentang kalimat “وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ”: menunjukkan keutamaan istghfar di waktu sahur (penghujung
malam). Ada pendapat mengatakan, saat Nabi Ya’kub ‘alaihis salam berkata
kepada anak-anaknya, “pasti aku akan mintakan ampun kepada tuhanku untuk
kalian” (QS. Yusuf: 98), beliau mengakhirkan pelaksanaannya sampai waktu sahur.
Sabda Rosulullah saw.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ
لَهُ مِنْ كُلِّ هُمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “
Dari Abdullah bin
Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan
menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan
keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari
arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no.
3819, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6421 dan Ath-Thabarani dalam
Al-Mu’jam Al-Kubra no. 10665)
Komentar
Posting Komentar