perbanyaklah beristigfar agar di turunkan hujan
Kurangnya hujan, keringnya sumber air, maraknya kekeringan, kelaparan
dan kemiskinan yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia sa'at ini tidak lain
disebabkan karena dosa-dosa mereka, maraknya kemaksiatan di antara mereka, dan
banyaknya kemungkaran di dalam masyarakat. Maka kesulitan, bencana, kekeringan,
dan kelaparan yang menimpa mereka tidak bisa dihilangkan kecuali dengan
membimbing mereka ke jalan Tuhan, mengajak mereka kembali kepada agama,
bertobat dan memperbanyak istigfar untuk memohon ampun atas kelalaian mereka.
Wahai umat Islam! Allah Subhanahu
Wata’ala telah menurunkan dua
macam hujan kepada manusia.
Hujan yang pertama adalah
hujan hati dan ruhani. Yaitu dengan menurunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Hujan ini adalah sumber kehidupan hati dan kejernihan
ruhani, di samping menjadi penentu kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Hujan inilah yang sejatinya dari diri manusia
sekarang. Bahkan kebutuhan mereka akan hujan ini jauh lebih penting dan lebih
besar dibanding hujan jenis kedua, yaitu hujan air ke bumi.
Ayyuhal muslimun! Anda semua
keluar dari rumah untuk meminta hujan kepada Tuhan. Sesungguhnya sudah sepatutnya kita lebih
memperhatikan hujan hati dan ruhani. Karena hujan jenis inilah yang menentukan
kebahagiaan hidup kita di dunia dan di akhirat, serta keberhasilan kita mendapatkan
hujan yang lain. AllahSubhanahu Wata’ala berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ
وَاْلأَرْضِ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Q.s. Al-A’raf: 96)
Ibadallah!
Terhentinya kuncuran air dari langit antara lain disebabkan karena kelalaian
manusia dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhan, kekerasan hati mereka akibat
tumpukan noda-noda dosa dan maksiat, ketidak seriusan mereka dalam menunaikan
iman dan takwa, serta kealpaan mereka dalam menunaikan shalat dan zakat.
Hal ini yang menghambat
turunnya hujan adalah keengganan banyak orang untuk bertobat dan memohon ampun
kepada Allah. Dan kedua hal ini merupakan faktor terpenting yang memudahkan
turunnya hujan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman melalui Nuh ‘Alaihissalam.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل
لَّكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Rabb-mu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.s. Nuh: 12)
Dan Allah berfirman
melalui Hud ‘Alaihissalam,
وَيَاقَوْمِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم
مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَتَتَوَلُّوا مُجْرِمِينَ
Dan (dia berkata), “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu,
lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras
atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa”. (Q.s. Hud: 52)
Ibadallah!
Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Ketahuilah bahwa minta hujan tidak bisa dilakukan hanya dengan
mengandalkan hati yang lalai dan akal yang alpa. Upaya ini menuntut adanya
pembaharuan kontrak dengan Allah, pembukaan lembaran kehidupan yang baru yang
dipenuhi ketaatan dan jauh dari kemaksiatan, serta perbaikan menyeluruh dalam
segala aspek kehidupan. Karena kebutuhan umat untuk meminta pertolongan melalui
perbuatan dan karya nyata tidak lebih kecil dari pada kebutuhannya untuk
meminta pertolongan melalui ucapan dan doa.
Tetapi meskipun ada
banyak kecerobohan yang dilakukan, ampunan Allah sangatlah luas. Rahmat Allah
meliputi segala sesuatu dan ampunannya meliputi semua orang yang bertobat.
Setiap ada perkara yang sempit, Allah selalu menyediakan jalan keluar darinya.
Dan setiap ada masalah yang berat, Allah selalu menyediakan peluang untuk
meringankannya. Allah selalu mengundang Anda untuk bertobat dan kembali ke
jalan yang benar. Dan dia selalu meminta Anda untuk memanjatkan doa dan memohon
ampun.
Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman,
قُلْ يَاعِبَادِي
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ
اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ
الْعَذَابُ ثُمَّ لاَتُنصَرُونَ
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi). (Q.s. Az-Zumar: 54)
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ
لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat,
beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (Q.s. Thahaa: 82)
أَمَّن يُجِيبُ
الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السَّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ
اْلأَرْضِ أَءِلَهٌ مَّعَ اللهِ قَلِيلاً مَّاتَذَكَّرُونَ
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada
ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (Q.s. An-Naml: 62)
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabb-mu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku,niscaya akan
Ku-perkenankan bagimu. (Q.s. Al-Mu’min: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.(Q.s. Al-Baqarah: 186)
ادْعُوا رَبَّكُمْ
تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَلاَتُفْسِدُوا فِي
اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ
قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Berdoalah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik. (Q.s. Al-A’raf: 55-56)
وَهُوَالَّذِي يُنَزِّلُ
الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَاقَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ
الْحَمِيدُ
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan
menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (Q.s. Asy-Syura: 28)
أَفَرَءَيْتُمُ الْمَآءَ
الَّذِي تَشْرَبُون ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ
الْمُنزِلُونَ لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلاَ تَشْكُرُونَ
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah
yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan, Kalau kami kehendaki
niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur (Q.s. Al-Waqi’ah: 70)
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ
أَصْبَحَ مَآؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ
Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi
kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”. (Q.s. Al-Mulk: 30)
وَنَزَّلْنَا مِنَ
السَّمَآءِ مَآءً مُبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا
بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manf’atnya, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,
Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu
tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (Q.s. Qaaf: 9-11)
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ
لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَآأَنتُمْ
لَهُ بِخَازِنِينَ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air
itu,dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.s. Al-Hijr: 22)
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ
الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً
طَهُورًا لِّنُحْيِىَ بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَآ
أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ
لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النِّاسِ إِلاَّ كَفُورًا
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih, Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati,
dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah
mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran
(daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari
(nikmat). (Q.s. Al-Furqan: 50)
Ayyuhal ikhwah fillah ! Setiap kali Allah Subhanahu Wata’ala menimpakan musibah atau cobaan kepada penduduk bumi,
sesungguhnya Dia ingin mengetahui siapakah orang-orang yang jujur dan siapakah
orang-orang yang dusta. Dan Allah Subhanahu Wata’ala juga
hendak melihat siapa di antara mereka yang mau bertobat dan kembali ke jalan
yang benar.
بارَكَ الله لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْداً
كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
Amma ba’du:
Ibadallah!
Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan bahwa sesudah meminta hujan kepada
Tuhan, Nabi membalik jubahnya. Maka, baliklah jubah Anda dalam rangka
meneladani Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mudah-mudahan Allah Subhanahu
Wata’ala berkenan membalik
keadaan Anda; dari sulit menjadi mudah, kekeringan menjadi hujan. Dan semoga
hal itu juga menjadi lambang dan janji pada diri sendiri untuk merubah pakaian
batin anda menjadi pakaian iman dan takwa untuk menggantikan pakaian dosa dan
maksiat.
اللهم صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Komentar
Posting Komentar